Anggapan sebagian besar umat Islam Indonesia menyebutkan wakaf hanya sebatas pada tanah ataupun properti yang tujuan utamanya untuk kebutuhan ritual agama semata. Sejatinya wakaf tidak terbatas pada tanah, bangunan, ataupun harta benda yang tidak bergerak, sesungguhnya harta wakaf dapat berupa uang ataupun barang yang bergerak. Sebagaimana fatwa DSN-MUI tahun 2012 yang menyebutkan diperbolehkannya wakaf uang, sehingga sejak saat itu wakaf uang sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia.

Literasi mengacu pada kemampuan seseorang di dalam membaca dan menulis. Berdasarkan survei tahun 2020 BWI menyebutkan literasi masyarakat terhadap wakaf hanya mencapai 50,48 yang berarti dikatagorikan rendah. Selain itu, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan juga melakukan survei yang menyebutkan tingkat literasi terhadap wakaf uang hanya 0,475, yang diartikan sedang tidak baik ataupun cendrung kepada kurang baik. Sehingga diperlukan edukasi mendalam dari BWI kepada masyarakat perihal literasi wakaf agar tingkat kepahaman masyarakat mengenai wakaf terus meningkat.

Buku ini mencoba menggambarkan tingkat pemahaman masyarakat mengenai wakaf yang masih begitu rendahnya, ditambah lagi altruisme masyarakatnya yang belum merata di setiap daerah sehingga buku ini memberikan solusi konkrit akan pentingnya literasi wakaf dan altruisme di masyarakat dan terkhusus di Surabaya. Selamat membaca, semoga bermanfaat!