Buku ini mengupas secara mendalam konsep sovereign risk atau indikator risiko kedaulatan yang mencerminkan kemampuan suatu negara dalam mengelola dan membayar utang luar negerinya, termasuk bunga yang harus dibayarkan. Melalui kajian lembaga pemeringkat internasional seperti S&P, Moody’s, dan Fitch Ratings, pembaca diajak memahami bagaimana peringkat kredit menjadi tolok ukur utama bagi investor untuk menilai kelayakan suatu negara sebagai destinasi investasi. Buku ini menampilkan data empiris Indonesia, termasuk peringkat sovereign dan faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan produk domestik bruto (GDP), yang memengaruhi stabilitas ekonomi.

Bagian selanjutnya membahas keterkaitan antara faktor-faktor makroekonomi dan pertumbuhan industri keuangan syariah. Dengan pendekatan berbasis data dan penelitian, buku ini mengeksplorasi dampak inflasi, suku bunga, dan utang negara terhadap keuangan syariah, termasuk perbankan syariah, pasar modal syariah, serta sektor industri keuangan non-bank (IKNB). Ditampilkan pula pengaruh global, seperti cadangan devisa dan kebijakan moneter, terhadap daya tahan keuangan syariah di tengah krisis ekonomi global, pandemi, dan konflik internasional.

Melalui analisis komprehensif dan tabel-tabel informatif, buku ini menyimpulkan bahwa meski keuangan syariah menghadapi tantangan besar, sektor ini tetap tumbuh positif dengan berbagai inovasi, termasuk pembiayaan berbasis teknologi dan pengembangan industri halal. Buku ini cocok bagi akademisi, praktisi ekonomi, dan pembaca yang ingin memahami hubungan antara sovereign risk dan peran keuangan syariah dalam menciptakan ekonomi yang berkelanjutan